Berdasarkan judul postingan, apakah terlintas sedikit gambaran tentang yang ingin aku bahas hari ini? ☺
Sebenarnya kalau ingin ditarik lebih jauh, banyak hal-hal di dalamnya yang bisa kita tarik dan bahas lebih panjang lagi. Tapi hari ini, aku ingin menuangkan sedikit inti saja dari mind, spiritual, and character.
Mind adalah pikiran.
Spiritual adalah sesuatu yang berkenaan dengan jiwa.
Character adalah karakter individu, dalam hal ini manusia.
Ada orang yang mengelu-elukan kesamaan saja sebagai tanda akan sesuatu. Misalnya saja — sign of soul mate, sign of significant other, sign of life partner, dll. Padahal, hal itu tidak bisa dijadikan sandaran dan patokan. Tetapi seiring makin eksisnya akun-akun sosial media yang mengusung hal itu untuk menaikkan popularitas, maka gembar-gembor hal yang berbau kutipan, meme, dan yang identik dengan itu menjadi sangat populer bahkan merupakan patokan mati sebagai standar pengukuran dalam masyarakat.
Memang, segala sesuatu yang mengakibatkan aha moment dalam proses pencarian jati diri, sangat bagus. Namun, jika tidak dibarengi dengan pemikiran dan sinkronisasi melalui beberapa tahapan filter dan realita juga kebenaran, hal itu akan sangat menyesatkan.
Tentu saja ada perbedaan antara akun yang hanya memberikan konten tapi tidak terlalu peduli akan isi dan hanya mengejar pengikut dengan akun yang benar-benar memberikan konten dan fokus dalam edukasi yang benar-benar edukasi. Tidak jarang kita menemukan istilah, be a smart reader, tidak mentah-mentah menelan apa yang ditulis dan dibagikan di media.
Our mind is different. In this world, we have a lot of minds.
(arti dalam Indonesia : Kita punya pikiran yang berbeda. Di dunia ini, kita mempunyai banyak pikiran).
Mind is only one. The difference is the level of consciousness.
- Pikiran hanya ada satu. Yang membedakannya adalah tingkat kesadaran.
Spiritual people don't have negative emotions.
(arti dalam Indonesia : Orang yang spiritual tidak punya emosi negatif).
Spiritual people are still humans and humans are designed to have emotions (positive and negative). The thing is, they can manage and control their emotions better. It's not "good vibes only" mode — accept the good emotions only.
- Orang yang spiritual masih termasuk manusia dan manusia dirancang untuk memiliki emosi (positif dan negatif). Masalahnya, mereka dapat mengatur dan mengontrol emosi mereka dengan lebih baik. Bukan yang berpaham "good vibes only" — hanya menerima emosi baik.
People can be changed. Character can be easily changed.
(arti dalam Indonesia : Orang bisa diubah. Karakter bisa diubah dengan mudah).
Character is very hard to be changed. You can't change people. If they change themselves for you, it's only temporary (commonly they will back to their old habits) and won't affect their whole self. Either they're people pleaser or need something from you. Remember, those who like you or want something from you, will play good in front of you. It's very hard to spot their real characters. Be objective.
- Karakter sangat susah untuk diubah. Kamu tidak bisa mengubah orang. Jika mereka berubah untukmu, itu hanya sementara (biasanya mereka akan kembali ke kebiasaan lama mereka) dan tidak akan mempengaruhi keseluruhan diri mereka. Entah mereka adalah seorang people pleaser atau menginginkan sesuatu darimu. Ingat, orang yang mau denganmu dan ingin sesuatu darimu, pasti akan baik-baikin kamu. Akan sangat susah melihat karakter aslinya. Objektiflah.
Di dunia ini, 70% populasi manusia berubah karena goncangan dan kekacauan dalam hidup mereka. Oleh sebab itu, diibaratkan seperti pohon, yang semakin membumi akarnya, maka dia juga akan semakin bertumbuh ke atas.
Level of consciousness (tingkat kesadaran) akan mempengaruhi self awareness (kesadaran diri) dan yang kemudian akan mengikat pada karakter orang itu.
Jika tingkat kesadaran seseorang rendah, maka kesadaran dirinya dan karakternya juga akan berbanding lurus.
Banyak hal yang terkandung dalam karakter (perilaku, moral, problem solving, integritas, tata krama, dll).
Be First to Post Comment !
Posting Komentar
❤️ Be kind — Be polite — Follow Ethics 🤍