Aegisiea

Heart's Little Treasures

Image Slider

Sabtu, 10 April 2021

Real God's Teaching Versus Man-Made Doctrine



Sekian banyak pengajaran yang beredar di dalam kehidupan kita sehari - hari, bagaimana kita membedakan mana yang benar-benar sumbernya berasal dari Tuhan dan mana yang sumbernya berasal dari ego manusia yang kemudian dikatakan perwakilan ajaran Tuhan? 


Tuhan tidak mengajarkan kita untuk egois dan bermain aman. Tuhan mengajarkan kita untuk selalu bertanggung jawab atas segala hal yang telah kita perbuat apalagi yang kita lakukan pada orang lain termasuk ucapan, janji, sumpah yang telah kita katakan (semuanya terhitung sebagai hutang) — bahkan dalam hal-hal kecil sekalipun


Bertanggung jawab itu berani menghadapi dan mengambil resiko atas ucapan maupun perbuatan — bukan menghindari untuk mengingkari kemudian bersembunyi dan melarikan diri — sibuk membangun image yang bertolak belakang dengan mengubur segala kecurangan yang pernah diperbuat apalagi dengan mengatasnamakan hal-hal yang berbau ketuhanan untuk mendapatkan dukungan. 

God didn't teach us to be egoistic and play safe. God taught us to always be responsible for every single thing we did especially the things we did to others including words, promises, oaths that we've said  (those counted as debts) — even to the smallest one.


Beberapa manusia mengajarkan kita yang berlawanan. Tidak apa-apa bermain aman demi organisasi atau kebutuhan diri. Selama itu bisa memenuhi ego mereka dan menguntungkan mereka, maka tidak masalah jika harus mengorbankan orang lain untuk menaikkan diri sendiri. 

Some humans taught us the opposite. Play safe is an okay for the sake of the organization or own needs. As long as it can fulfill their egos and profit them, then it doesn't even matter even though have to sacrifice others to raise own self. 


Ini bukan tentang agama, di mana kamu bisa berteriak agamaku adalah yang terbaik, terbenar, terlengkap. 

Kesombongan dan keangkuhan tidak akan menyelamatkanmu. Terlebih lagi sebuah label keagamaan. 


Jika kamu teliti dan berpikiran terbuka untuk melihat ke dalam setiap ajaran yang berlandaskan ketuhanan, maka kamu akan menemukan bahwa inti ajaran ketuhanan adalah sama yaitu jangan pernah melakukan kepada orang lain, hal yang tidak ingin terjadi padamu. 


So, which one you follow?

Real God's teaching or man-made doctrine? 

Your conscience has the answer.

Do not use — God is forgiving — as your alibi in wrong doings. ⚠️ Those who are righteous and really care for you, will ask you to take full responsibility. They won't blindly protect you and let you astray by using the name of God or love. It's just an ego in disguise. 


Kamis, 01 April 2021

Pelaku Bom Mati Syahid Masuk Surga?



Akhir-akhir ini tidak jarang kita mendapatkan kasus-kasus begini, di mana dikatakan bahwa membunuh berarti melakukan perbuatan suci nan terpuji dan akan diterima di sisi Tuhan.

Benarkah itu terpuji?
Benarkah itu suci?
Benarkah akan diterima di sisi Tuhan?
Pertanyaan-pertanyaan umum yang muncul di permukaan yang memang normal untuk dipertanyakan. 

Namun, pertanyaan yang ingin kutanyakan lebih spesifik kepada :
Benarkah itu ajaran agama yang berlandaskan ketuhanan?
Agama atau sekte dengan doktrinnya yang menyesatkan?
Mengapa orang mudah sekali tercuci otaknya hanya dengan oknum yang sedikit-sedikit meneriakkan dan membawa-membawa agama?

Memang, iman tanpa perbuatan adalah mati. 
Tapi perbuatan yang mencelakakan orang lain, naik dengan menjatuhkan orang lain, bisa tertawa di atas penderitaan orang lain, membunuh orang lain, menganggap itu adalah legal dan berlandaskan cinta kasih, kemudian mengharapkan surga dan kumpul bersama Tuhan?

Mungkin lebih baik mengkaji hati nurani diri sendiri dan mendengarkan suara Tuhan dalam hati masing-masing. Bukannya jatuh ke dalam jebakan ego dan spiritualitas. 

Jika memilih orang dan tempat untuk mengolah kebatinan dan spiritualitas, pilihlah yang benar — bukan yang cuma memanjakan dan membela kesalahanmu agar jumlah pengikutnya semakin luas. Untuk apa — 'organisasi' dengan jaringan luas dan konsepnya sangat 'wah' tetapi tonggak patok intinya sangat menyesatkan, membawamu aman juga disertai banyak dukungan di masa kini tapi rusak total (berdosa besar) di masa setelah itu — terutama ketika berhadapan dengan Sang Pencipta, pembelaan apa yang akan kamu katakan pada-Nya? Sekarang, memang ada yang membelamu, tetapi saat akhir, siapa yang membelamu dan siap menanggung akibat perbuatan yang telah kamu lakukan? Pilih mana — hidup yang berazaskan ketuhanan walaupun harus berdiri sendiri atau tetap pilih zona nyaman, hidup untuk 'organisasi' dengan banyak orang yang membelamu dan bersorak-sorai untukmu hanya karena kamu sama dengan mereka? Menurutmu, apakah mereka benar-benar membelamu atau hanya membela kepentingan 'organisasi' — seandainya kamu keluar dari sana, masih adakah pembelaan dan dukungan itu? Jangan kalap dengan segala hal yang berbau kesamaan labelisasi dan pengatasnamaan. Terkadang, orang yang paling menyesatkanmu adalah orang yang paling dekat denganmu, dari lingkup internmu sendiri — your who — dan tentunya hal itu hal yang jarang kamu sadari. Pikirmu, itu baik dan benar karena mereka juga melakukan. Tapi sejujurnya, belum tentu. 





Rabu, 24 Maret 2021

Cara mengatasi Pesan Error Paypal : Terjadi Beberapa Kesalahan Saat Mengambil Data



Postingan hari ini bertema seputar Paypal.
Kebetulan aku mau menambah rekening baru di Paypal namum terkendala oleh galat tersebut.

Sempat aku bolak-balik log in ke Paypal, mengira ini masalah jaringan internetku yang kurang baik (padahal tidak bermasalah sama sekali). Pesan error tersebut selalu berbunyi :

Terjadi Beberapa Kesalahan Saat Mengambil Data. Coba lagi beberapa menit. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Di bawahnya tersemat tombol biru bertuliskan Coba Lagi yang bisa diklik.

Screenshot terlampir di bawah ini. Aku melihat banyak yang mengeluhkan di Instagram dan Play Store. Tetapi belum ada resolusi yang keluar dari CS Paypal. 



Seperti yang tertera, aku pikir mungkin akan kucoba beberapa menit lagi. Ternyata sampai pagi tadi masih gangguan. Karena pantang menyerah, aku utak-atik sampai aku menemukan caranya.




Apakah terlihat perbedaannya? ☺️


Akhirnya aku bisa menghubungkan rekening bank baru di Paypal. Caranya sangat mudah. Itu dikarenakan kita memilih menggunakan Bahasa Indonesia saat log in Paypal. Kita wajib mengubah bahasanya supaya bisa menambahkan rekening baru atau kartu baru ke dalam Paypal — masuk ke dalam menu profile dan atur bahasa ke English. Problem solved. Semoga membantu! ☕


Minggu, 21 Maret 2021

Mind, Spiritual, and Character



Berdasarkan judul postingan, apakah terlintas sedikit gambaran tentang yang ingin aku bahas hari ini? ☺

Sebenarnya kalau ingin ditarik lebih jauh, banyak hal-hal di dalamnya yang bisa kita tarik dan bahas lebih panjang lagi. Tapi hari ini, aku ingin menuangkan sedikit inti saja dari mind, spiritual, and character. 

Mind adalah pikiran. 
Spiritual adalah sesuatu yang berkenaan dengan jiwa.
Character adalah karakter individu, dalam hal ini manusia.

Ada orang yang mengelu-elukan kesamaan saja sebagai tanda akan sesuatu. Misalnya saja — sign of soul mate, sign of significant other, sign of life partner, dll. Padahal, hal itu tidak bisa dijadikan sandaran dan patokan. Tetapi seiring makin eksisnya akun-akun sosial media yang mengusung hal itu untuk menaikkan popularitas, maka gembar-gembor hal yang berbau kutipan, meme, dan yang identik dengan itu menjadi sangat populer bahkan merupakan patokan mati sebagai standar pengukuran dalam masyarakat.

Memang, segala sesuatu yang mengakibatkan aha moment dalam proses pencarian jati diri, sangat bagus. Namun, jika tidak dibarengi dengan pemikiran dan sinkronisasi melalui beberapa tahapan filter dan realita juga kebenaran, hal itu akan sangat menyesatkan. 

Tentu saja ada perbedaan antara akun yang hanya memberikan konten tapi tidak terlalu peduli akan isi dan hanya mengejar pengikut dengan akun yang benar-benar memberikan konten dan fokus dalam edukasi yang benar-benar edukasi. Tidak jarang kita menemukan istilah, be a smart reader, tidak mentah-mentah menelan apa yang ditulis dan dibagikan di media.


Our mind is different. In this world, we have a lot of minds. 
(arti dalam Indonesia : Kita punya pikiran yang berbeda. Di dunia ini, kita mempunyai banyak pikiran). 
Mind is only one. The difference is the level of consciousness.  
  • Pikiran hanya ada satu. Yang membedakannya adalah tingkat kesadaran. 


Spiritual people don't have negative emotions.
(arti dalam Indonesia : Orang yang spiritual tidak punya emosi negatif). 
Spiritual people are still humans and humans are designed to have emotions (positive and negative). The thing is, they can manage and control their emotions better. It's not "good vibes only" mode — accept the good emotions only. 
  • Orang yang spiritual masih termasuk manusia dan manusia dirancang untuk memiliki emosi (positif dan negatif). Masalahnya, mereka dapat mengatur dan mengontrol emosi mereka dengan lebih baik. Bukan yang berpaham "good vibes only" — hanya menerima emosi baik. 



People can be changed. Character can be easily changed. 
(arti dalam Indonesia : Orang bisa diubah. Karakter bisa diubah dengan mudah). 
Character is very hard to be changed. You can't change people. If they change themselves for you, it's only temporary (commonly they will back to their old habits) and won't affect their whole self. Either they're people pleaser or need something from you. Remember, those who like you or want something from you, will play good in front of you. It's very hard to spot their real characters. Be objective. 
  • Karakter sangat susah untuk diubah. Kamu tidak bisa mengubah orang. Jika mereka berubah untukmu, itu hanya sementara (biasanya mereka akan kembali ke kebiasaan lama mereka) dan tidak akan mempengaruhi keseluruhan diri mereka. Entah mereka adalah seorang people pleaser atau menginginkan sesuatu darimu. Ingat, orang yang mau denganmu dan ingin sesuatu darimu, pasti akan baik-baikin kamu. Akan sangat susah melihat karakter aslinya. Objektiflah. 


Di dunia ini, 70% populasi manusia berubah karena goncangan dan kekacauan dalam hidup mereka. Oleh sebab itu, diibaratkan seperti pohon, yang semakin membumi akarnya, maka dia juga akan semakin bertumbuh ke atas. 

Level of consciousness (tingkat kesadaran) akan mempengaruhi self awareness (kesadaran diri) dan yang kemudian akan mengikat pada karakter orang itu.
Jika tingkat kesadaran seseorang rendah, maka kesadaran dirinya dan karakternya juga akan berbanding lurus. 
Banyak hal yang terkandung dalam karakter (perilaku, moral, problem solving, integritas, tata krama, dll).


Kamis, 18 Maret 2021

Kisah Klasik Kecurangan Kasir Alfamart



Sesuai judul post, yang aku mau bahas adalah kisah nyata aku berbelanja di Alfamart kemarin. Jadi, aku adalah salah seorang member Alfamart. Aku kerap kali berbelanja di sana untuk keperluan sehari-hari.


Sebelumnya, aku ingin menerangkan bahwa aku tidak bermaksud menjatuhkan nama besar mereka. Hanya saja, aku ingin mengutarakan kekecewaanku atas apa yang terjadi. Sebagai konsumen, tentunya aku punya hak dan hak perlindungan konsumen itu berlaku, bukan? 


Jadi kemarin, berangkatlah aku ke Alfamart di siang hari. Terik matahari menyengat kulit karena aku hanya bermodalkan kedua kaki untuk berangkat ke sana. Ya, jalan kaki di bawah terik matahari. 


Kendaraannya mana, mbak? Tidak punya, mas.. ☺️


Aku memang agak sakit sejak beberapa hari belakangan. Ketika berdiri, rasanya usus mau lepas (sampai sekarang masih). Jadi untuk makan agak ogah-ogahan. Begitulah.. Dan karena tanganku sakit (entah kapan bisa rontgen), aku yang biasanya membawa ponsel, hari itu aku memutuskan untuk tidak membawanya. Bukan kenapa, takut tidak bisa memegang dengan benar dan malah kena copet. 


Alhasil, daftar belanjaan aku tulis ke secarik kertas kecil. Isinya adalah beberapa obat, roti tawar, dll — alternatif untuk makan selain nasi. Sayangnya, tidak semua item di daftar itu tersedia di sana dan bahkan ada yang sudah mendekati masa kadaluarsa. Karena aku mengkonsumsi dalam jangka panjang, aku tidak membelinya. Kalau tanggal kadaluarsa masih seminggu, biasanya aku tetap beli.


Sampai pada saat pembayaran, aku bertemu kasir cowok ini. Aku belum pernah melihatnya sebelumnya. Kemungkinan anak baru atau pindahan, aku tidak tahu. Tapi dia begitu hafal sampai pada soal numpang tebus murah, yang akhirnya jadi masalah.


Sebelum tulisan ini dibuat, aku sama sekali tidak tahu-menahu soal permainan kasir saat kalkulasi barang belanjaan konsumen. Biasa memang ada yang suka nitip tebus murah, tetapi mereka tidak curang. Sialnya, kemarin aku terkena kecurangan kasir cowok itu.



Waktu itu aku tidak konsentrasi karena kepalaku rasanya mengambang seperti mau vertigo. Ingin sekali rasanya cepat sampai dan istirahat di rumah. Pada saat kasirnya menanyakan soal tebus murah, aku jawab tidak. Lalu, dia berkata kalau dia nitip tebus murah. Aku mengangguk. Pada saat itu, aku tidak membawa ponsel, jadi nihil juga bagiku untuk berhitung di sana. Modal kepercayaan ternyata malah dicurangi.


Aku sempat menuliskan komentar di Fan Page Alfamart di Facebook karena aku melihat seseorang juga mengadukan komplain tentang soal tebus murah. Setelah komplainku diposting, aku mengambil screenshot atas postingan komentarku sebagai bekal (siapa tahu dihapus layaknya dulu di online shop besar tapi nakal yang pernah menjadi tempatku berbelanja). Dan saat itu, anak-anak meng-up sampai aku diblokir dan barangku akhirnya dikirim tapi dengan kondisi tidak sepantasnya.



Pengalaman memang hal yang berharga. Semalam, kupikir mungkin Alfamart sudah membalas komentarku. Tetapi ketika aku cek log aktifitas, tidak menunjukkan tanda-tanda kalau aku pernah berkomentar di sana. Sekali lagi, sebelumnya, aku juga sudah menyimpan postingan itu di bagian tersimpan. Dengan mudahnya kutemukan post tersebut dan ternyata benar saja, komentar komplainku dihapus oleh admin page Alfamart (bahkan sudah show all comments) 😊


Lalu, aku post lagi, aku bilang saja sejujurnya kalau aku punya screenshot atas komentarku yang dihapus tanpa digubris dan kemudian aku ambil screenshot lagi. Aku pergi ke Instagram officialnya dan menemukan komentar orang-orang tentang penghapusan komentar.






Sebelumnya, paginya juga aku sempat DM ke official akun Alfamart untuk bertanya di mana aku harus mengajukan komplain. Tapi tidak pernah dibaca ataupun dibalas. Selidik demi selidik, aku menemukan banyak kisah serupa di Quora. Oleh sebab itu, aku menamai postingan ini sebagai kisah klasik. Kisah klasik yang sebelumnya aku tidak tahu.


Kenakalan Petugas Indomaret / Alfamart


Mungkin harus kuberi applause atas apa yang telah mereka lakukan. Memang, 10k tidak seberapa bagi sebagian besar orang, tapi jangan lupa bahwa sebagian yang lain juga tidak mudah mendapatkan 10k dalam sehari.


Jikalau hanya demi 10k, integritas dan komitmen untuk berpegang teguh dalam janji bertata usaha dan bertugas dengan benar dipertaruhkan, apakah worth it? 

Kalau hanya demi 10k, melakukan dosa dan menanggungnya seumur hidup, apakah worth it?

Andai pun untuk menutupi kekuranganmu atau hanya untuk nakal memanfaatkan kesempatan demi kepentingan pribadi semata, lalu mengorbankan orang lain sampai orang lain harus ikut menanggungnya, apakah pantas? 

Apa mental aji mumpung dan kecurangan tersebut bisa dikategorikan berkah atau rejeki? 


Semuanya hanya bisa dijawab oleh hati nurani masing-masing. Benar salahnya juga hati nurani setiap individu bisa menjawabnya. 


Kesalahan mungkin bisa ditutupi di hadapan manusia lain, tetapi mustahil menutupinya dari Sang Pencipta. 


Saya hanyalah orang kecil, siapalah saya.. 



Selasa, 16 Maret 2021

Review and Impressions : Topokki Original Sweet and Spicy from Mama Suka



Karena belakangan ini aku sulit sekali makan nasi, akhirnya aku mencari alternatif makanan lain yang sekiranya bisa menutupi kekosongan perutku, yaitu Topokki keluaran Mama Suka.


Topokki adalah kue beras khas Korea. Karena segala sesuatu tentang Korea sedang booming dimana-mana, maka kulier ala Korea pun semakin banyak diperkenalkan dan dikenal oleh masyarakat dunia sampai-sampai perusahaan dalam negeri pun ikut mengusung ide ini dan membuatnya ke dalam bentuk kemasan siap saji seperti yang ditampilkan di bawah ini.


 


Di dalam kemasan terdapat 3 bahan yang masing-masing terbungkus rapi di dalam kantong. Sangat mudah membedakan ketiganya. Sebagaimana tertera pada gambar, paling atas adalah topokki siap saji. Di bagian bawah, yang berwarna merah adalah saus pedas manis dan yang berwarna silver adalah biji wijen putih.


Cara memasaknya juga sangat mudah, seperti dijelaskan dalam gambar di bawah ini. Harap diperhatikan, bungkusan kecil bertuliskan "DO NOT EAT" yang terdapat di dalam topokki tidak boleh dikonsumsi. 



Inilah tampilan Topokki Original Sweet and Spicy dari Mama Suka. Aku tidak menambahkan apa-apa lagi karena aku ingin menyicip kesan original pada suatu produk.



Sekilas terkesan kuahnya terlalu banyak dan tidak seperti tampilan Topokki pada kemasan. Tetapi begitu dimakan, kuahnya terasa pas karena topokki tersebut sifatnya agak kenyal. Aku memasaknya sesuai petunjuk dan sudah lembut sekali. Tetapi pada saat masuk ke dalam mulut, kesan kenyalnya tetap terasa. Oleh sebab itu, kuah segitu terasa pas apalagi jika yang makan adalah orang-orang tua yang kebanyakan mempunyai problem mengunyah.


Rasa pedas manis dari saus juga kental namun lembut. Bukan yang kental sekali. Untuk lidahku — manisnya dapat, pedasnya masih takaran low. Maklum, doyan pedas. Tidak ada kesan panas yang sampai membuat berkeringat dalam pedas yang tersaji. 


Harga yang diberikan menurutku agak menguras dompet, yaitu di range 20k-an. Aku membeli produk tersebut di conventional store (Alfamart). Bisa dicek di area masing-masing karena harga produk Alfamart di masing-masing kota berbeda. 


FYI, di gambar tersebut aku memakai mangkuk cap ayam dari Miwon. Mangkuknya tergolong mangkuk yang berukuran kecil dan hasil yang didapat masih belum mencapai setengah mangkuk. 


Akhir kata, semuanya balik ke diri sendiri. Ini hanyalah sedikit review dan kesan dariku. Semoga tulisan kecil ini dapat membantu memberikan sedikit gambaran mengenai produk yang dimaksud.



Kamis, 11 Maret 2021

if You Want To Be Respected, You Must Respect Yourself?



Sepintas menjelajahi sosial media, aku menemukan sebuah video dari seseorang yang mengatakan — if you want to be respected, you must respect yourself — yang arti dalam Bahasa Indonesia adalah jika kamu ingin dihargai, maka kamu harus menghargai dirimu.


Sekilas terdengar wah sekali kalimat tersebut. Tapi jika dikorek lebih dalam, benarkah?


Kenyataannya, banyak juga orang yang sudah menghargai diri mereka sendiri tapi masih saja tidak dihargai orang lain.


Contoh yang akan aku ambil misalnya saja korban perkosaan dan pelecehan. Apakah mereka tidak menghargai diri mereka sendiri atau kurang menghargai diri mereka sendiri sampai mereka diperkosa atau dilecehkan? Banyak di antara mereka tidak pernah macam-macam dan berpakaian yang mengundang, tetapi tetap saja terkena kasus perkosaan dan pelecehan, bahkan mungkin lebih dari itu. 


Terlepas dari korban tersebut, hal paling dekat yang bisa dilihat adalah melihat ke dalam kehidupan masing-masing. 



Custom Post Signature